Format Turnamen Tenis Beregu PTC Cup 2024, Puaskan Pemain?

Tema turnamen tenis beregu PTC Cup 2024 di lapangan Kalisoko, Kulonprogo, DIY, Sabtu-Ahad (28-29/9/2024). (foto : heri purwata)
Tema turnamen tenis beregu PTC Cup 2024 di lapangan Kalisoko, Kulonprogo, DIY, Sabtu-Ahad (28-29/9/2024). (foto : heri purwata)

KULONPROGO, INDOTENIS.COM — Turnamen tenis beregu Prima Tennis Club (PTC) 2024 telah usai. Turnamen tenis ini diselenggarakan di lapangan Kalisoko, Pengasih, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu – Ahad (28-29/9/2024).

Sebagai Juara I Klub Pantai Glagah, Juara II Puncak Suroloyo, Juara III Pantai Bugel, dan Juara IV Goa Kiskendo. Sedang dua klub yang belum beruntung Pantai Trisik, dan Waduk Sermo.

Read More

Turnamen tenis PTC Cup 2024 diikuti 48 petenis Kulonprogo yang memiliki berbagai macam profesi. Di antaranya, pensiunan, Aparat Sipil Negara (ASN), polisi, dan wiraswasta.

Panitia turnamen yang memilih pemain dan mereka dikelompokan menjadi satu klub yang terdiri delapan pemain. Setiap klub diberi nama tempat destinasi wisata Kulonprogo yaitu Pantai Glagah, Puncak Suroloyo, Pantai Bugel, Goa Kiskendo, Pantai Trisik dan Waduk Sermo.

Para petenis dikelompokan sesuai dengan kemampuan bermain tenisnya. Dalam setiap klub terdiri dari tiga kelas yaitu Kelas Atas, Tengah dan Bawah. Setiap kelas beranggotakan dua orang petenis dan dua orang pemain pengganti. Sehingga setiap klub beranggota delapan petenis atau pemain.

Urutan pemain dalam kelas adalah Kelas Atas (nomor urut 1 dan 2), Kelas Tengah (nomor urut 3 dan 4), Kelas Bawah (nomor urut 5 dan 6). Sedang dua pemain pengganti nomor urut 7 dan 8 dengan kemampuan bertenisnya di bawah nomor urut 5 dan 6.

Kemudian kesepakatan bermainnya, nomor urut 1 dan 2 di satu klub harus melawan nomor urut 1 dan 2 juga dari klub lain. Demikian pula nomor urut 3 dan 4 harus melawan nomor urut 3 dan 4 klub lain, serta nomor urut 5 dan 6 harus melawan nomor urut yang sama dari klub lain.

Seandainya ada petenis yang berhalangan hadir bisa digantikan dari pemain yang berada di kelas bawahnya. Sebaliknya, pemain yang berada di Kelas Atas tidak boleh turun untuk bermain di kelas bawahnya.

Tampaknya, format permainan beregu ini memuaskan bagi sebagian besar peserta. Sebab penentu juara bukan pemain yang berada di Kelas Atas, tetapi bisa Kelas Tengah dan Kelas Bawah. Sehingga masing-masing kelas memiliki fungsi yang sederajat.

Sebagai contoh, partai Erlan Djuanda/Susanto melawan Saidi/Suyarno di babak semifinal. Mereka yang berada di Kelas Bawah justru menjadi penentu kemenangan antara Klub Puncak Suroloyo dan Pantai Bugel. Karena dua partai sebelumnya terjadi skore 1-1.

Kemudian di babak final, Kelas Tengah, Supri Xagung/Fredy melawan Afwan Zuhdi/Rajiman menjadi penentu juara antara Klub Pantai Glagah dan Puncak Suroloyo. Sehingga kerjasama dan selalu berkomunikasi di antara anggota klub ini menjadi kunci kemenangan.

“Itulah Indahnya, main bareng. Semoga besok di syurga juga demikian. Kita bisa gondelan kemulyaan dari teman-teman kita yang mulia,” kata Muhammad Wahib Jamil, anggota Klub Pantai Glagah yang menjadi Juara PTC Cup 2024.

Lain lagi pernyataan Nanang Moh Rofi’i, anggota Klub Puncak Suroloyo. “Saya dan Pak Kumijan main empat kali dan kalah empat kali. Tetapi kok bisa menjadi runner up. Ini asli orang bejo,” kata Nanang Muh Rofi’i. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *