YOGYAKARTA, INDOTENIS.COM — Ketua Umum Pengurus Pusat Baveti Theo L Sambuaga mengatakan anggota Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia (Baveti) yang berumur di atas 70 tahun tetapi masih semangat bermain tenis. Aktivitas anggota Baveti ini dimaksudkan agar bisa membangkitkan semangat petenis yunior untuk bertenis dan meraih prestasi yang tinggi.
Theo L Sambuaga mengungkapkan hal tersebut pada pelantikan Pengurus Provinsi Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta (Pengprov Baveti DIY) periode 2024-2029 di GOR Tenis Kabupaten Sleman, Jumat (23/8/2024). Dr Hari Purnama SH, MH, seorang pengusaha yang kelahiran di Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dipercaya sebagai ketuanya.
Lebih lanjut Theo L Sambuaga menjelaskan tugas Baveti, pertama, untuk memberikan motivasi ke anak-anak atau adik-adik yang lebih muda usianya. “Mereka melihat orang-orang yang sudah berumur 70 tahun masih bermain tenis diharapkan bisa membangkitkan semangat mereka bertenis,” kata Theo.
Tugas kedua, tambah Theo, menjaga silaturahmi di antara petenis veteran. Ketiga, menjaga kesehatan, kesegaran, kebugaran badan petenis veteran melalui latihan bersama.
Theo L Sambuaga menambahkan Ketua Pengprov Baveti Lampung, H Syaifuddin sudah berusia 88 tahun. Namun Syaifuddin masih sangat aktif di lapangan tenis. “Bahkan setiap tiga bulan sekali, Pak H Syaifuddin mengadakan tur ke berbagai kota Sumatera, Jawa, terakhir ke Kalimantan. Sangat aktif,” kata Theo.
Selain itu, kata Theo, di Pengurus Pusat Baveti, ada penasehat H Suyitno sudah berumur 83 tahun. Mantan Dirjen Lapas ini masih aktif di lapangan tenis, berlatih bersama anggota Pengurus Pusat Baveti yang lain.
“Saya sendiri sudah berumur 75 tahun. Umur saya sama dengan Pak Husni Majid, Bidang Sarana dan Prasarana Baveti Pusat. Kita masih berlatih satu minggu dua kali,” tambah Theo.
Theo L Sambuaga menjelaskan Baveti, menghimpun atlet veteran tenis usia 35 tahun ke atas. “Tetapi bukan berarti hanya yang berusia 35 tahun saja. Banyak juga anak-anak yang lebih muda ikut berlatih dengan kita bersama,” kata Theo.
Kelahiran Baveti
Theo menjelaskan Baveti lahir tanggal 17 Juni 1993 diprakarsai klub tenis Angkatan Darat yang dipimpin Brigjen TNI Oetomo Soedjono Poero dan Kolonel TNI AD J Sri Nugroho. Kemudian tanggal 17 Juni 1995, Pengurus Pusat Pelti menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor 156 Tahun 1995 yang ditandatangani Ketua Umum PP Pelti, Sarwono Kusumaatmadja. Surat Keputusan tersebut menetapkan Baveti merupakan Badan perangkat organisasi Pelti yang dipimpin Ketua Umum Mayjen TNI Oetomo Soedjono Poero.
Pada tanggal 25 September 2020, kata Theo, PP Baveti memisahkan diri dari PP Pelti dan bergabung dengan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI). Selanjutnya terjadi pergantian pengurus dengan Ketua Umum Baveti Yolanda Soemarno (2003), H Suprawito (2008). Sejak tahun 2013 sampai sekarang, Ketua Umum PP Baveti dijabat Theo L Sambuaga.
“Sistem keolahragaan nasional terdapat tiga jalur pembinaan yaitu jalur masyarakat, jalur pendidikan, dan jalur prestasi. Baveti termasuk organisasi olahraga non prestasi, jalur masyarakat yang berinduk ke KORMI. Sedang Pelti merupakan organisasi pembinaan olahraga prestasi yang berinduk pada KONI,” kata Theo. (*)