YOGYAKARTA, INDOTENIS.COM — Dexterity atau kecepatan reaksi dan kecekatan tangan seorang petenis sangat menentukan kehandalannya saat bermain dipermukaan lapangan rumput. Selain itu, dukungan mental dan kecerdikan bermain (tactical ability) akan menentukan keberhasilan seorang petenis dalam suatu pertandingan di lapangan rumput.
Pelatih tenis nasional, Deddy Prasetyo mengemukakan hal tersebut saat dimintai pendapatnya tentang permindahan dari Roland Garros menuju Wimbledon. Grandslam Roland Garros menggunakan lapangan tanah liat, sedang Wimbledon menggunakan lapangan rumput.
Permukaan lapangan rumput, kata Deddy, jelas berbeda dengan permukaan tanah liat. Lapangan rumput berpengaruh terhadap pantulan bola, dan cengkeraman sepatu pemain. Sehingga setiap petenis dituntut bisa cepat menyesuaikan diri agar bisa bermain bagus di lapangan rumput.
“Bermain di lapangan rumput, membutuhkan kecepatan reaksi dan kecekatan tangan (dexterity) yang handal. Tentu mental dan kecerdikan bermain (tactical ability) paling menentukan keberhasilan seorang petenis dalam suatu pertandingan,” kata Deddy Prasetyo kepada indotenis.com, Kamis (20/6/2024).
Di lapangan rumput, kata Deddy, petenis memerlukan gerak kaki yang lebih halus. Sebab pemain dapat kehilangan traksi (gaya gesek sepatu dan rumput) atau terpeleset jika memulai berlari dan berhenti secara tiba-tiba saat mengejar bola.
Bermain tenis di lapangan rumput ditemukan pada akhir tahun 1800-an di Inggris. Pertama kali, turnamen tenis di atas lapangan rumput dilaksanakan pada tahun 1877 di All England Lawn Tennis and Croquet Club. Kemudian turnamen tenis di lapangan rumput ini disebut sebagai Tenis Modern yang paling murni dan paling tradisional.
Permukaan rumput yang lembut dan alami menghasilkan pantulan yang lebih rendah. Lapangan rumput juga dapat meredam efek topspin yang melenting tinggi. Pantulan yang tidak teratur tersebut dapat merusak ritme dan presisi baseliner.
Setiap kali digunakan pertandingan, permukaan rumputnya akan semakin rusak. Sehingga keausan lapangan rumput dapat mengubah permukaan. Akibatnya, potensi pantulan bola yang tidak teratur dan canggung. Sehingga lapangan rumput membutuhkan gaya permainan yang lebih agresif.
Lapangan rumput menguntungkan bagi petenis yang memiliki servis keras, pukulan groundstroke datar, dan keterampilan bermain net yang bagus. “Servis keras bisa menghasilkan banyak ace. Tetapi ace belum tentu diakibatkan oleh kerasnya pukulan service. Service slice yang konsisten dan melejit sehingga sulit dikembalikan pun juga bisa menghasilkan ace,” kata Deddy. (*)